Senin, 27 Agustus 2012

All about kids. It's amazing

Kids. I give them knowledge and they give me everlasting memory~

Rasa kehilangan yang teramat sangat selalu gue rasain tiap kali murid yang gue ajar private keluar dari tempat les.
Rasanya, kalau bisa sedikit gue gambarkan, ga beda jauh sama kehilangan pacar. Pedihnya sama.
Gue ngajar mereka cenderung pake afeksi yang mendalam. Gue ga segan-segan anggep mereka kayak anak gue. Intinya, gue selalu memikirkan bagaimana cara terbaik untuk bisa menciptakan cara belajar terbaik yang efektif dan ga kaku. Gue juga sering mendoakan mereka di saat menghadapi ulangan-ulangan.

Ya, I share my heart and life when I teach them.

Yang pertama kali berasa banget tuh Novena, kelas 5 SD.
Dia gue ajar selama kurang lebih 5 bulanan. Anaknya ceria, aktif, cerdas.
Menginjak kelas 6, peraturan di tempat bimbel terpaksa mengkondisikan dia untuk diajar oleh partner ngajar gue yang jauh lebih berpengalaman menghadapi anak-anak yang mau menghadapi ujian nasional.

Sayangnya, sang Mama menginginkan anaknya bisa mendapatkan kelas privat, sementara fakta yang ada, sang guru tersebut telah full schedule. Akhirnya dia pun beralihlah ke tempat bimbel lain. Menyisakan sejuta memori indah di otak gue.

Waktu dia udah ga les lagi, gue dan dia sempet BBMan panjang lebar, gue pun termehek-mehek. Sedih banget rasanya harus kehilangan murid yang extraordinary banget. Terlebih, di saat dia tuh bilang kalo dia tuh sayang sama gue, dan ga rela pindah les sama guru lain.

Sekarang kejadian yang sama terulang lagi, mungkin nantinya memang akan sering gue alami.
Namanya Kimberly Huang. Kimi. Begitu kami memanggilnya, kelas 4 SD.
Daya ingatnya baik, imajinasinya baik, berbakat dalam menggambar, terlihat dari berbagai gambar yang dia ciptakan di buku tulis dan papan tulis.

Anak ini sempat memberi gue penghapus unyu sebagai kenang-kenangan karena minggu ini minggu terakhir dia diajar sama gue. Sedih banget rasanya waktu dia bilang kalo Mamanya mutusin buat privat di rumah aja karena lokasi tempat les cukup jauh dan waktu belajarnya yang cuma sejam dirasa kurang cukup.
Segurat rasa kecewa di mukanya membuat gue semakin menggila. It hurts.

Terlebih tadi, ketika dia bilang,"Ci, nanti kalo aku kangen, aku sms cici ya, kita maen bareng."
Nangislah gue setelahnya (di rumah). Gue pengen banget meluk dia tadi tapi ga sanggup :(

dipikir-pikir, gue rapuh bangett yaa, kek anak labil. tapi gimana dong, emang udah keburu sayang bangettt...

August 27th, 2012
When kids drive me crazy

Minggu, 26 Agustus 2012

Passion & Vision

Passion adalah ketika lu mampu mengerjakan sesuatu tanpa merasa lelah padahal jelas-jelas yang lu lakukan jauh dari batas normal.
Passion adalah ketika lu mau mati-matian mengerjakan sesuatu tanpa menuntut imbalan, pure buat kepuasan diri sendiri. Ada seberkas rasa puas ketika lu mampu menyelesaikannya, bahkan tanpa pujian dari orang lain. That's PASSION.

Vision adalah ketika lu menemukan bahwa hidup lu berharga dan menyadari bahwa lu spesial, ditambah ketika lu menemukan satu tujuan dalam hidup lu yang lu rasa harus lu selesaikan hingga terealisasikan. Faktanya, ketika lu menemukan visi hidup,  ga segampang kelihatannya, akan banyak visi-visi lain yang mencoba menyusup dalam pemikiran lu. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, visi hidup yang benar akan tetap bersinar dan unggul dalam pikiran lu. Berbagai cercaan bahkan underestimate pun akan singgah dalam pencarian dan penggenapan visi hidup.

But, stay cool, keep focus and reach your vision by knowing your passion!


Minggu, 19 Agustus 2012

Everlasting Memory

Liburan Kuliah di akhir Semester 2

IP semester ini tidak akan seindah semester kemaren. Kalo di semester 1 gue bisa memperoleh semua nilai A untuk semua mata kuliah dan mendapatkan IP 4,0 sebagai nilai akhirnya. Semester ini gue harus belajar cukup puas dengan tiga buah nilai B untuk mata kuliah-mata kuliah yang ajaib dengan dosen yang agak "royal" dalam pemberian nilainya.

Di semester ini, gue emang agak mengesampingkan kuliah gue dan cukup concern dengan jadwal tambahan baru gue, mengajar. Ya, demi mengejar passion, gue ambillah jadwal mengajar senin, rabu, jumat. Alhasil, gue pun harus bolak-balik kampus dari hari Senin-Sabtu, kecuali Jumat dengan jadwal kuliah yang hemm bisa dibilang agak merepotkan.

Liburan kali ini gue dapet jatah libur 1,5 bulan. Cukup lama. Agak membosankan tapi cukup terbayar dengan upah mengajar tiap hari gue dari Senin-Jumat. Ya, gue anggap liburan kali ini sebagai jalan untuk belajar bekerja keras.

Banyak kejadian menarik yang terjadi antara gue dan murid-murid yang gue ajar selama liburan. FYI, gue mengajar sekitar 20an murid dalam 18,5 jam per minggunya dan mendapatkan upah jauh lebih besar dari duit gaji kantoran yang pernah gue alami selama kerja setahun. Melihat realita ini, gue pun jadi agak terpicu untuk melakukan yang terbaik.

Jurusan komunikasi yang gue ambil selama kuliah cukup berguna untuk menjawab berbagai pertanyaan asal yang kadang dilontarkan oleh berbagai jenis makhluk SD yang gue ajar. Kadang gue juga bisa terdiam menghadapi ulah anak-anak ini. Kelakuan aneh semacam mengemut pensil yang baru saja dmasukkan ke dalam hidung sampai fenomena mencebokki murid pernah gue saksikan dan lakoni. Gue anggap semua itu sebagai latihan untuk menghadapi anak gue kelak.

Berbagai banyolan indah yang mengisi hari-hari gue bersama mereka pun tersimpan rapi dalam memori, di antaranya:
Kimberly Huang, kelas 4SD, dia pernah berkata,"Cici, ketinggalan jaman nih, masa beneran belom punya pacar? Aku aja dulu pacaran dari TK sampe kelas dua, malahan aku dikasih bunga segala Ci."

Gue pun terdiam.

Atau,
"Cici kemaren PR yang cici kerjain ada yang salah loh. Gimana sih ci kok salah-salah begitu?"
Gue pun menjawab,"Maaf, kemaren cici teh ngantuk, jadi ajah ada yang salah. Hehe"

Di waktu lain:
"Ci, bencana alam yang terjadi di atas permukaan bumi apa sih?"
"Pesawat jatoh," jawab gue dengan sangat pasti.
Dan murid gue pun percaya, beberapa menit kemudian:
"Ci, kok di buku contohnya banjir, tanah longsor gitu sih ci, ga ada nih pesawat jatoh."
"Ah, kapan cici bilang pesawat jatoh? Cici lagi bercanda kali tadi.. hahaha"

Berakhir dengan tawa. Berhasil.

Ya, liburan yang cukup berkesan, diisi dengan berbagai kegiatan berguna, keliling kebon raya, maen basket sampai berenang. cukuplah untuk sedikit membakar lemak yang menumpuk di badan.

Semester depan akan segera gue jumpai dalam hitungan hari. Satu asa yang pasti, gue akan melangkah dengan lebih pasti. Cukuplah kiranya 2 semester pembelajaran yang telah banyak gue alami dengan suka duka di dalamnya. yeah, I'm ready to face the third semester! yihaaa~ I'll do my best!

Welcome to the Jungle Called College!

Welcome to the Jungle Called College!

Kampus adalah tempat teraneh yang pernah gue temuin di muka bumi ini. Jauh berbeda dari kehidupan SMA yang pernah gue jalanin. Pertama kali gue menginjakkan kaki di kampus, gue merasakan ada aura-aura yang tidak terbantahkan dan tidak terungkapkan yang menyelimuti pikiran gue. Aura apakah itu? Yang pasti bukan Aura Kasih.

Seiring dengan banyaknya hari yang gue jalani di kampus, gue mulai ngerasa enjoy dan menemukan banyak anak-anak ajaib yang menjadi warga kampus.

Di kampus, berbagai jenis makhluk ada, mulai dari yang normal sampai ke tahap yang spektakuler. Dari jenis kutu buku, anak gaul, anak kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang), sampai ke kunang-kunang (kuliah-nangkring, kuliah-nangkring), ditambah berbagai jenis spesies lainnya. Berbagai percakapan ini mungkin bisa sedikit menggambarkan kehidupan gue bersama mereka.

“Eh, rambut gue lepek ga? Gue mau ngedate nih sama cowok gue. Kalo balik dulu bakalan lama tapi kalo keramas di salon deket kampus bakalan sayang duit. Aduuuh!”

“Ah, gue ga mau ke kantin ah, nanti rambut gue bau aseep, gue kan mau ngedate (ditambah adegan cium-cium rambut)”

Ya, salah satu sudut yang sering disinggahi sama anak-anak di kampus gue adalah kantin. Letaknya di sebelah mesjid dengan ukuran yang tidak terlalu luas dan cukup apek, tanpa adanya ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup, sukses membuat semua yang menempel di tubuh berbau gorengan.

Pernah pada suatu waktu ketika dosen mengajar, ia berkata:

“Aduh, ini kok bau gorengan ya di kelas!”

Dengan polos, teman gue yang kental berlogat Jawa pun berkata,”Anuu.. Saya Bu, tadi saya dari kantin”

Atau kelakuan teman gue yang lainnya. Nih cewek sayang banget sama Blackberry-nya. Saking sayangnya, dia suka keterlaluan kalo ngasih syarat-syarat buat orang bisa megang BB dia itu. Begini cuplikan wejangannya:

“Jangan pencet-pencet tengahnya! Gue pencet nih tengah lu!”

Setelahnya,  banyak orang mengurungkan niat untuk meminjam BB-nya.

Atau di saat demam UTS dan UAS. Ada sedikit kisah yang menuai tawa dan canda sebagai responnya.

Sebut saja namanya Andri. Begitu masuk kelas, doi langsung heboh dan berteriak-teriak ga jelas.

Seisi kelas pun bertanya dia habis kesurupan apa dan dia berkata,”Adooooh, tadi pagi gue udah niat banget bikin contekan di tangan. Tapi gue lupa, terus cuci tangan, jadi aja hilang. Huwaaaa”

Lain lagi dengan kisah di kelas Bahasa Indonesia, di saat sang dosen meminta ijin untuk pulang lebih cepat karena ada urusan lain. Gue teriak “Yess” dengan lirih. Lalu teman-teman gue yang lain pun berteriak-teriak,”Pak, si Ncik nih Pak. Malah yes-yes-an.”
Sang dosen hanya menatap gue dengan senyum penuh makna.

Di kelas psikologi, ketika sedang membicarakan masalah kelainan dan fenomenal yang pernah terjadi, seorang senior angkat bicara.
“Ada, Bu fenomena lain,” kata senior itu dengan antusias.
“Ya, apa?” tanya dosen itu.
“Paus, Bu”
“Kenapa dia?”
“Gak punya kaki, Bu.”
Sekelas hening lalu berniat melepas sepatu dan melemparkannya ke arah senior tersebut.

Atau seorang transgender, begitulah dosen humas gue menyebutnya, agak kejam memang. Begitu selesai presentasi, dia duduk di sebelah gue dan mencubit-cubit tangan gue dengan manja sambil berkata, “Aduuhh, tadi presentasi Budi (nama disamarkan) jeleek bangeeet yaa? Gimana dong? Gimana dong? (sambil berniat nyender di pundak gue, sebelum akhirnya gue keplak kepalanya)”

Gue pun menjawab,”Ihh, boo. Yaudah sih nyante aja ciiin, bagus kok. Santai..”

Dia pun mengelap air mata yang hampir menetes dari pelupuk matanya.

Ada lagi kisah konyol sewaktu dia nginep bareng temen-temen ceweknya. Jelas aja nyokap si empunya rumah ngomel dan bilang,”Kok kamu ngajak cowok nginep sih?”

Teman gue itu pun dengan santai menjawab: “Dia banci, Ma.”

Nyokapnya nanya lagi buat sekedar memastikan,”Beneran banci?”

Sebelum sempat  menjawab, si Budi pun pamit mau ke kamar mandi sambil berkata, “Tante, Budi pipis dulu yaa. Nis, temenin dong. Budi takuut..”

Nyokap si empunya rumah pun berkata,”Ya, ampun. Kamu itu yaa.. Banci sih banci tapi kan onderdil kamu tetep laki, Budi. Masa mau ditemenin segala sama Ninis.”

”Ih Tante, tapi Budi takut. Temenin ya Nis di depan pintu aja. Nanti pintunya ga Budi tutup.”

Percakapan tersebut mengundang gelak tawa semalaman suntuk.

Begitulah kurang lebih kisah-kasih gue dan kampus tercinta.. yaa, sekitar 2 tahun lagilah gue di sini. Akan ada sekitar sejuta kisah ajaib menanti gue.. Wish Me Luck!

Jumat, 10 Agustus 2012

Perjuangan Demi Terbitnya Buku Pertama

Publish a book?
Ah, sounds easy.

Faktanya, target akhir Juni berlalu, kini Agustus menjelang dan tanda-tanda buku akan segera rampung pun tidak kunjung ku jumpai.

Berbagai dukungan terus ada membisikkan kata semangat dan menyuarakan bahwa aku mampu.

Tapi niat ini terus mempermainkanku, kadang menghilang tanpa kabar, kadang susah payah ku temui sedang bersembunyi di tengah kerumunan banyak orang.

Rasa ini membuatku gundah, dan memaksaku bertanya-tanya dalam hati,"Akankah buku ini dapat kuselesaikan dengan baik?"

Hanya waktu yang dapat menjawab.

:') much love, pray, and thanks.

Selasa, 15 Mei 2012

book in progress

Gue nyaris lupa kalo gue punya blog. Sekarang ini gue lagi sibuk merampungkan buku pertama gue. yang kemungkinan akan gue kirim ke penerbit sekitar bulan Juni akhir. Dengan segala perjuangan, dan berbagai dukungan dari semua pihak, gue berharap  banget buku ini akan segera terbit. *I wish!
ya, konsep bukunya adalah komedi yang berbaukan pengalaman hidup..
Buku ini berbeda dengan buku-buku komedi yang udah di-launching sebelumnya karena kisah hidup gue terbilang extraordinary, mulai dari sekolah analis kimia berbasis pendidikan 4 tahun, kerja di perusahaan farmasi yang bosnya bule sampe akhirnya gue meneruskan pendidikan ke major komunikasi.. semua penuh cinta dan tawa pastinya. So, just pray for my book. Thank you! <3