Senin, 28 Februari 2011

Me vs High Heels

"Aduuuh, sepatu gawe gue mana?! Masa ga ada satupun yang di Bogor sih?"
sambil inget2 apa yang gue pake dari kosan waktu pulang ke Bogor.

"Argh, gue pake sendal yak? Nasib."

Tertegun. Duduk terdiam sambil memandangi jam di dinding. 6.00 pagi. Telat sedikit lagi gue pasti ketinggalan kereta dan harus naek kereta ekonomi.

"No way!" Gue masih trauma sejak BB baru 3 minggu gue ilang dengan tragisnya di kereta ekonomi.

Gue ubek-ubek lemari sepatu dan menemukan sebuah sepatu yang bagus. Bagus banget malah. Cute. Simple. Elegant. But, those were high-heels!

Dan gue ga ada pilihan. Gue cepet-cepet nyari kantong kresek. Masukkin sepatu itu. Pake sendal jepit secepet kilat. Dan berangkat ke stasiun.

Singkat cerita, gue sampe di stasiun UI, naek angkot dan sampe di kantor.
Begitu ketemu satpam yang dengan cengonya ngeliat ke arah sendal jepit gue, gue langsung buru-buru bilang, "saya bawa sepatu kok Pak, di tas" dengan posisi tangan nunjuk ke arah tas, muka senyum2 najong --"

Gue langsung lari ke toilet, dan melihat ke arah kaki gue.
"Gilaak, kayak dari sawah gini --' " kaki gue cemong-cemong keinjek orang yang abis nginjek kubangan atau tai gitu mungkin. Karena pas pagi-pagi gue berangkat, langit mendung, menangis dan BECEK. Ujan bikin ribet di Senen pagi kayak gitu. Bikin nuansa hati gue ikutan kelabu, aih!

Gue pun ganti sepatu, sodara-sodari..High heels. yeah!
Begitu gue masuk area kantor, orang-orang pada ngeliatin gue gara-gara bunyi cetak cetok tak tok tak tok yang sama sekali ga elegan dari kaki gue. Asumsi gue berkata mereka berpikir kalo :

1. Gilaa yaa, sepatunya cute abis, elegant banget. Tapi yang make, engga bangett..
2. Kesian sepatunya, bentar lagi juga rusak.
3. Dengan refleks tereak: "Des, kamu pake hi-heels? Lucu banget ih. Nemu dimana?"
4. Histeris. "Des,kamu kesambet apa? Itu high-heels siapa?"

Dan seterusnya, dan seterusnya. Berbagai hinaan (banyak bangeet), pujian (yang ga iklas bangeet), tatapan heran, shock, lebay, ada semua di depan muka gue hari itu. Thanks to my high-heels. Dan gue langsung berhasrat buat lepas tuh sepatu, gue tenteng dan nyeker keliling pabrik hari itu.
Tapi sayangnya, gue maluu.. gue masih punya malu tepatnya..
what a day~